Aktor Dibalik Kebakaran Hutan

Setelah hangatnya issue pemeran utama The Revenant dideportasi, kini saya akan membeberkan lebih lanjut mengenai hubungan antara kebakarannya hutan - kelapa sawit - birokrasi - terancamnya ekosistem sampai dideportasinya Leonardo Di Caprio itu.

Dafuq?

Okeh, pertama kita buka dengan penyebab kebakaran hutan

Judul post ini bukan aktor The Revenant melainkan kata konotasi untuk pelaku kebakaran hutan dan terancamnya ekosistem Gajah Sumatera ini.

Kebakaran Hutan

Topografi Pulau Sumatera

Kita semua tahu bahwa pulau Sumatera adalah pulau yang sedikit daerah pegunungannya. Paling ya bukit barisan itu aja. Kalau dilihat di peta topografi, wilayah Sumatera emang didominasi oleh rawa - rawa (warna hijau kalau kamu liat di peta) seperti dibawah ini.

sumber : infoindonesia.files.wordpress.com

Liat deh, gambar diatas menunjukkan kalau wilayah Sumatera bagian timur itu paling hijau diantara wilayah lainnya di Indonesia (kita mengesampingkan warna hijau pulau lainnya ya) emang si Pulau Kalimantan dan Pulau Papua ada wilayah hijaunya, tapi tidak se hijau wilayah timur Pulau Sumatera. Wilayah Kalimantan masih kelihatan yang namanya pegunungan (warna kuning - hijau muda) tuh. Sekarang kita liat peta persebaran hujan dibawah :

sumber : yudi81.files.wordpress.com
Peta persebaran diatas menunjukkan bahwa wilayah Sumatera memiliki curah hujan diatas normal. Hmm... topografi rendah + hujan tinggi = air banyak yang ngumpul dong ? Nahh trus kok bisa terjadi bencana kebakaran hutan sih??

Lalu hubungannya topografi rawa - rawa dengan kebakaran hutan apa? bukannya justru rawa itu basah yang bakalan membuat titik api mustahil muncul ya?

Okey, pertanyaan diatas memang cukup bagus untuk menjadi topik bahasan. Jadi gini, air itu pergerakannya gimana? Air bergerak dari tempat tinggi menuju tempat yang lebih rendah bukan? Nah, sama seperti terjadinya rawa gambut di Sumatera itu. Kalau terjadi hujan di wilayah Sumatera. Nggak peduli hujan digunung kek, hujan di hutan kek pastinya itu air bakal bergerak ke daerah rendah. Lama kelamaan air itu akan berkumpul membentuk sebuah cekungan yang bercampur dengan tumbuh - tumbuhan. Jadilah lahan gambut.

Nah, tumbuhan yang terendam air itu pasti gak akan bertahan lama bukan? Tumbuhan itu bakalan mati kerendam air. Proses dekomposisi (penguraian) pun akan terjadi. Proses dekomposisi ini membutuhkan oksigen (anak biologi pasti tau la bakteri aerob) nah karena oksigen yang terkandung dalam air ini sedikit (ingat ya airnya itu itu aja, gak ngalir dsb, air itu mengendap di cekungan yang udah saya mention tadi) maka proses dekomposisi terjadi sangat lambat. Oh iya, dekomposisi ini menghasilkan CO2 dalam jumlah banyak karena terjadi dibawah air.

sumber : imagingindonesiaspeak.blogspot.com

Seperti gambar diatas, air pertama - tama membentuk sebuah cekungan, kedua tumbuhan yang terbawa akan membentuk kubah, nah untuk mencapai kubah ini, manusia mengeringkannya dari air terlebih dahulu. Kubah ini sangat mudah terbakar karena terdiri dari tumpukan kayu siap bakar.

Lahan gambut memang tidak produktif, untuk itu manusia mengakali hal tersebut dengan mengeringkan rawa gambut terlebih dahulu. Caranya gimana? ya dengan dibuat kanal terlebih dahulu. Masalahnya adalah, tumbuhan gambut yang udah dikeringkan tadi sangat mudah terbakar. Iya, mudah terbakar karena dibawah rawa gambut itu tadi ada banyaakkkk banget tumbuhan yang udah mati. Ditambah kemarau panjang yang kita sebut sebagai El Nino di tahun 2015 kemaren. 

Hmm.. lengkap deh tuh tumpukan kayu siap bakar + kemarau panjang + pengeringan = boom ! percikan api terjadi.

Jadi aktornya itu alam dong? EITSS.. tunggu duluu

Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Kepala Sawit

Sekarang lagi gembor - gembornya berita pengusaha kelapa sawit yang dituduh sebagai pelaku utama kebakaran hutan di Sumatera.


Baca berita diatas...

Baca juga berita disini


Baca kedua berita diatas dulu supaya elo yang baca gak protes saya bicara dibawah pake imajinasi sendiri hehehe..

Manusia yang tidak bertanggung jawab menjadikan El Nino sebagai jalan keluar dan kambing hitam dari kebakaran hutan ini. Saya yakin, Tuhan tidak menjadikan hutan sengaja untuk dibakar - ditebang - atau apalah itu. Kebakaran hutan memang terjadi alami tapi dalam skala yang kecil. Tidak sebesar yang kita tahu di tahun 2015 kemaren itu. Ada beberapa manfaat dari kebakaran hutan itu sendiri, tapi yang namanya kebakaran hutan alami pastinya ya manfaatnya untuk alam bukan untuk manusia. 

Oke, lanjut. Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit emang lebih mahal jika dijual daripada menjual lahan mentah dengan cara ditebang atua dibabat. Dibakar lebih mahal. Kenapa mahal? Itu karena lahan bekas dibakar jauh lebih subur dibanding kedua cara tersebut. Tahu gak harganya berapa? 
sumber : blog.act.id

Lahan yang sekedar dibersihkan atau ditebang harganya "cuma" RP. 8.6 Juta per hektar TAPIII... lahan siap tanam dengan cara pembakaran malah meninggi hintta RP. 11.2 Juta per hektarnya ! Hanya berkutat beberapa digit angka saja, manusia dengan rela nya membakar hutan. 

Tapi tahu nggak sih? selain mahal bila dijual, justru biaya "pembersihannya" murah lo. Biaya pembersihan hutan dengan ditebang membutuhkan sekiranya 2 juta rupiah untuk satu hektar. TAPII... pas kalo milih dibakar, biayanya paling murah hanya 200 ribu per hektar..

Jadi kalo kamu pengen untung banyak, pasti milih dibakar bukan? 

Masalah lainnya adalah pembukaan lahan kelapa sawit dengan cara dibakar tadi justru akan membuat api semakin merembet kemana - mana. Penyebabnya ya karena El Nino tadi. 

Pilkada 2015

Ada yang ganjil disini, kenapa ya kok bisa pas banget kebakaran hutannya pas mau dilaksanain pilkada serentak. Jadi gini, menurut teori saya, yaps teori gw sendiri. Pengusaha kelapa sawit sengaja memanfaatkan celah pilkada untuk menambah profit mereka. Singkatnya, karena semua berfokus pada penyelenggaraan pilkada yang ada didaerah mereka masing masing (karena pilkada serentak) jadi otomatis pengawasan kebakaran hutan di titik rawan hotspot juga melemah. 

Leonardo Di Caprio Blusukan Ke Sumatera Selatan
sumber : twitternya lep

Kedatangan aktor pemeran Jack di film Titanic ini juga sempat membuat heboh dunia entertainment. Selain ia memenangkan Oscar. Ia sempat dikabari mengunjungi Indonesia dan sempat menginap di hotel JW Marriot Medan meski hanya beberapa saat, namun kedatangannya membuat pengusaha sawit berkoar - koar. Komen Leo yang berbunyi kurang lebih 

"Perusahaan Minyak Sawit telah membuat binatang - binatang ini kehilangan tempat tinggal" 

Blusukan Leo yang tak disorot media ini menjadi ancaman bagi para pengusaha kelapa sawit yang mendapat berbagai kecaman netizen di dunia. Bagaimana tidak, Leo secara terang - terangan menyindir pengusaha kelapa sawit bahwa mereka dengan seenaknya menebang hutan yang merupakan habitat bagi Orang Utan dan Gajah Sumatera untuk dijadikan lahan perkebunan.

"Lahan kuno ini harusnya menjadi jalur migrasi gajah - gajah Sumatera, namun kini lahan itu habis untuk dibuat perkebunan sawit, para Gajah sekarang kesusahan untuk mencari sumber air dan makanan yang cukup"

Kampanye yang dilancarkan oleh Leo pun dianggap sebagai Black Campaign karena menyinggung sawit sawit di Sumatera. Untuk itulah Leo diancam dideportasi..

GOOD GUY LEO 😎😎



Comments

Popular posts from this blog

Call Of Duty Black Ops II (Multiplayer Online Review)

Download Assassin's Creed IV DLC Unlocker PS3 CFW

Bestimmte Bahasa Jerman