HIST3RIS The Second Social Science
How is it guyss??!! Kembali lagi dengan saya yang sudah lama tidak update sama blog karena berkurangnya minat menulis hehehe.. (jujur gw mah)
Setelah banyaknya permintaan CFW, OFW tentang PS3 dsb dan mulai meninggalkan hal yang berhubungan dengan game dsb. Saya semakin minat dengan yang namanya isu isu terkini, tentu saja yang berkaitan dengan dunia nyata, bukan melulu PS3 saja wkwkwkw, toh PS3 sekarang udh ada penggantinya kan..
Okay untuk tulisan kali ini, saya akan membicarakan topik KHUSUS tentang kelas saya yang pernah bikin saya baper sampe cry cry hehe. Let's go to the topic !!
Pertama Kali Saya Masuk
Tahun ajaran baru.. Saatnya meninggalkan bangku kelas X dan meningkat satu tahun lagi, melanjutkan ke kelas XI, huh senang rasanya.. Apalagi nilai gw masih unbeatable (Alhamdulillah wasyukurillah deh) Tepatnya tahun ajaran 2015/2016 gw masuk ke kelas yang letak kelasnya itu masih di lantai dua, well dipojokan lagi, tapi nggak separah pas kelas X posisinya. Posisi kelas ini satu banjar dengan basis kelas XI IIS lainnya, yaitu sebelah utara gedung SMA gw, berderet kelas XI IIS 1, 2 dan 3, khusus untuk kelas XI IIS 4 kelasnya dipisahkan oleh anak tangga yang menghubungkan lantai gedung sekolah. Oh iya, di deretan kelas XI IIS ini 'terselip' toilet laki - laki, waduh ga bisa dibayangin deh 'RAME' nya kayak apa hehehe.
Ya tapi tempat itulah yang menjadi saksi bisu kenyamanan di kelas XI ini, dekat dengan tangga + toilet laki - laki.
Pas pertama kali gw masuk ke kelas ini, hawanya adem banget. Depan ruang kelas ada pohon mangga yang bikin ruang kelas terkadang menjadi gelap (agak gelap). Disini gw lihat ternyata banyak anak ceweknya yang lumayan cans. Dan salah satu diantara mereka ada yang pernah gw kagumi.
Gw merasa terheran - heran kok gw gak pernah lihat mereka ya sewaktu kelas X. Hmm.. mungkin gw terlalu ansos dulu. Dari sekian banyaknya cewek yang bisa dibilang cans, gw masih setia sama si 'itu'. Bukan karena sekelas lagi, tapi karena sudah merasa lebih dari cukup. Oh iya, btw gw sekarang di kelas IIS 3, bukan IIS 1 lagi. Untuk para prianya, ada yang gw kenal ada juga yang gak, dan yang gak gw kenal itu mayoritas, sisanya adalah dari kelas gw yang dulu (kelas X IIS 1) sehingga gw duduk sama temen kelas X yang ekskulnya paskib. Kami duduknya paling depan paling kanan. Jauh dari guru.
Daily Missions
Musyawarah Adalah Segalanya, Sosiologi Pelajarannya
"KAMPRETT!!, Ketua kelasnya kok gw si" Tanpa voting, tanpa ambil pusing, Ibu Wali Kelas beserta persetujuan teman teman sekalian memilih gw sebagai ketua kelas ini. XI IIS 3 yang diketuai oleh laki laki yang badannya paling kurus di kelas. F*ck.. bakalan jadi ketua apaan ntar gw, badan gak ada wibawanya sama sekali, tegas apa lagi ppfffttt .-. pasrah deh. Yah pun begitu harus gw terima lah apa adanya, wakilnya si 'itu' lagi pula .-. Bakalan denger sorakan para pemirsa nih ntar. cie ciee bacot.
Hari hari gw sebagai murid dengan embel embel ketua kelas (hmm sebenarnya si megang jabatan ini bukan sesuatu yang baru bagi gw, tapi supaya cerita ini lebih dramatis, gw lebay in jabatan gw ini hehehe) berjalan seperti biasa. Jalan gw juga biasa kok. Cuman ada tugas yang LEBIH BERAT apalagi disini jabatan gw sebagai penghubung antara anak anak abstrak dengan guru yang lebih abstrak pula.. Ahhhh hancurlah tulang tulang malang ku. Suruh ini lah, itu lah.
"Veg, ini roling dong ke depan",
"Jangan, ke belakang aja Veg".
"Vegg suruh Bu Wali buat ini itu dong" ,
"Vegg, gimana kalo kita beli ini !?"
"Tolong ya Vegga, ambilin absen Ibu / Bapak di" ,
"Vegg siapin buru ah elah"
Makanan sehari hari gw..
Seiring berjalannya waktu, gw semakin terbiasa dengan semua hal yang berkaitan dengan tanggung jawab dan kepemimpinan. Bagaimana tidak? Gw bertanggung jawab atas kelas dan salah satu ekskul serta pekerjaan rumah dan jemput adik. Satu dari empat hal diatas harus gw eksekusi, kalau gak, semua bakalan kecipratan dampak buruknya.
Dan tebak apa yang gw korbankan?? Yaps ekskul !! Ekskul Jurnalistik yang sangat berat buat menulis dan wawancara pihak yang berkaitan, dengan mudahnya gw meninggalkan tanggung jawab di ekskul tersebut. Apalagi gw menjabat sebagai ketua (lagi). Tuntas deh tuh tanggung jawab. Bukan cuma jabatan di ekskul juga, tapi jalannya ekskul itu sendiri yang sekarang tinggal nama (Yaps ekskul jurnalistik di sekolah gw sudah tidak ada karena sesuatu bukan karena gw seorang).
Selain pengorbanan ekskul diatas. Masih ada beberapa rintangan yang siap gw hadapi selama di kelas IIS 3 ini. Contohnya ketika gw terlambat, ya, terlambat hampir setiap minggu sekali. Kalau sudah begini si Wali kelas bakalan ngomel - ngomel ke gw "Kamu tuh sebagai ketua harus bisa mencontohkan yang baik" Prett.. contoh yang baik ke anak yang mayoritas susah dibilangin :/ Oh iya, ini wali kelas yang tiap kali berbicara selalu dikaitkan dengan pelajaran yang ia bawa (baca; sosiologi)
Kelasnya Anak 'Bandel'
Banyak banget murid yang bisa dibilang bandel di kelas ini, bagaimanapun juga gak bosen bosennya gw ngocehin mereka. Karena aku sayang mereka <3 Hiyy. Toh meskipun mereka bandelnya minta ampun, mereka adalah teman teman yang asyik dan solid. Bagi gw, kelas gw adalah yang terbaik dilihat dari segi ikatan pertemanannya. Tidak seperti kelas yang lama, di kelas ini gak ada tuh yang namanya genk-genk. Semua membaur tanpa ada ikatan genk. Yah meskipun ada salah satu yang jarang banget berbaur sih.
Ngatur mereka tuh lumayan susah bagi gw yang kurus gini. Ngeplak gak bisa, Nonjok gak bisa, apalagi Nampol. Yang ada malah dibales, ntar tulang gw copot semua :'( . Tapiii ada rasa puas tersendiri kalau mereka nurutin perkataan gw perlahan tapi pasti. Diantara peristiwa yang bikin gw merasa baper adalah ketika tidak ada guru dan kelas menjadi tanggung jawab gw sepenuhnya (tentunya dengan bantuan para bawahan) saking bapernya gw sampe nangis tersedu - sedu.
Kelas Tanpa Genk
Setelah bel istirahat berbunyi, ada sebagian teman yang membaur dengan temannya masing masing dari kelas lama. Tapi lama kelamaan mereka juga semakin membuat ikatan dengan kelas XI ini. Inilah yang menjadi ciri khas tersendiri bagi anak - anak IIS. Untuk kaum Adamnya sendiri, sebagian punya markas. Ketika istirahat ada yang berbaur dengan teman sepermainannya, basisnya ada di depan kelas tepatnya disebuah bangku panjang yang letaknya tepat berada di depan anak tangga.
Sedikit deskripsi, di bangku inilah bagaikan "markas"nya anak IIS kalo lagi istirahat atau freeclass serta menjadi tempat menyapa anak - anak dari kelas lain yang sedang lalu lalang. DAN menjadi 'gardu pandang' bagi si lokit untuk melihat apakah ada guru atau tidak. Jaid nih kalo ada guru mau naik si lokit tadi bakal ngasih tau kelas bahwa si guru sudah datang.
Unik kan? B aja
Kelas Paling Multikultural
Yea di kelas ini, semua murid berbeda - beda, ada yang mukanya jelek, ganteng, cantik bahkan yang campuran dari itu semua pun ada. Ada yang dari Jawa, Betawi, Sunda, Palembang, Ambon. Dari banyaknya spesies tersebut kita semua bisa menjaga kesolid-an. Selain itu, di kelas ini ada anak yang jago menulis, ada yang jago bernyanyi, loncat - loncat, ada yang jago olahraga. Beuh khusus untuk olahraga sendiri, kelas gw punya jargon anak futsal yang udah profesional, saking profesionalnya mereka terpaksa tidak diikutkan menjadi peserta Liberateur Cup. Di kelas ini ada pengguna iOS, Android, Blackberry bahkan Windows Phone pun ada. Benar - benar multikultural bukan?
Ada juga yang jago di beberapa bidang studi. Khususnya adalah sejarah dunia yang peminatnya hampir semua murid di kelas gw ini. Gw sendiri benar - benar geeky tentang sejarah dunia, apalagi yang berkaitan dengan isu politik yang marak terjadi saat ini.
Di kelas ini ada buanyaakkk banget cerita menarik yang ga bisa gw utarakan satu persatu. Hanya ada beberapa peristiwa penting yang sangat melekat di benak gw adalah tentang rotasi guru - guru. Rotasi atau perpindahan guru ini sangat berpengaruh dengan nilai teman teman juga gw. Ini guru ngomoginnya apaan sih, gak nyambung banget gw, 2 jam pelajaran ngomong mulu gitu gitu terus, ngambil nilai aja cuman sekali haduuuhhh, yang dibahas apalagi, selalu nyisipin berita infotainment -,- dan lucunya teman gw pada asyik ngorok dibelakang sambil si guru itu nyuruh untuk piket.
Selama Gw Di Kelas Ini Dan Dia ...
It's been such a horrible relationship at this point. Selama di kelas ini, rintangannya semakin menjadi jadi.. Gw berhasil menusuk hingga membuatnya mengucurkan 'darah'. Pertama kali seumur hidup ...
Coclusion
Well, guys terima kasih sudah menjadi bagian dari hidup gw selama ini. Meski agak lebay sampe seribet ini gw bikin tulisannya, tapi yang pasti ini untuk lu semua baca agar tidak lupa dengan masa - masa kita yang paling indah di SMA (sudah bisa dipastikan). Kelas ini mungkin akan menjadi kelas abadi yang gak akan terpisah di ingatan gw (setelah kejadian - kejadian khusus). Thanks for the one year of difficulties, duties, and struggles. Maaf banget gw ga bisa menghadiri acara jalan - jalan ke Lembang karena ada sesuatu. Menyesal ? Tentu saja, siapa yang tidak mau menghabiskan waktu bersama jalan - jalan untuk yang terakhir kalinya ?
Setelah banyaknya permintaan CFW, OFW tentang PS3 dsb dan mulai meninggalkan hal yang berhubungan dengan game dsb. Saya semakin minat dengan yang namanya isu isu terkini, tentu saja yang berkaitan dengan dunia nyata, bukan melulu PS3 saja wkwkwkw, toh PS3 sekarang udh ada penggantinya kan..
Okay untuk tulisan kali ini, saya akan membicarakan topik KHUSUS tentang kelas saya yang pernah bikin saya baper sampe cry cry hehe. Let's go to the topic !!
Pertama Kali Saya Masuk
Tahun ajaran baru.. Saatnya meninggalkan bangku kelas X dan meningkat satu tahun lagi, melanjutkan ke kelas XI, huh senang rasanya.. Apalagi nilai gw masih unbeatable (Alhamdulillah wasyukurillah deh) Tepatnya tahun ajaran 2015/2016 gw masuk ke kelas yang letak kelasnya itu masih di lantai dua, well dipojokan lagi, tapi nggak separah pas kelas X posisinya. Posisi kelas ini satu banjar dengan basis kelas XI IIS lainnya, yaitu sebelah utara gedung SMA gw, berderet kelas XI IIS 1, 2 dan 3, khusus untuk kelas XI IIS 4 kelasnya dipisahkan oleh anak tangga yang menghubungkan lantai gedung sekolah. Oh iya, di deretan kelas XI IIS ini 'terselip' toilet laki - laki, waduh ga bisa dibayangin deh 'RAME' nya kayak apa hehehe.
Ya tapi tempat itulah yang menjadi saksi bisu kenyamanan di kelas XI ini, dekat dengan tangga + toilet laki - laki.
Pas pertama kali gw masuk ke kelas ini, hawanya adem banget. Depan ruang kelas ada pohon mangga yang bikin ruang kelas terkadang menjadi gelap (agak gelap). Disini gw lihat ternyata banyak anak ceweknya yang lumayan cans. Dan salah satu diantara mereka ada yang pernah gw kagumi.
Gw merasa terheran - heran kok gw gak pernah lihat mereka ya sewaktu kelas X. Hmm.. mungkin gw terlalu ansos dulu. Dari sekian banyaknya cewek yang bisa dibilang cans, gw masih setia sama si 'itu'. Bukan karena sekelas lagi, tapi karena sudah merasa lebih dari cukup. Oh iya, btw gw sekarang di kelas IIS 3, bukan IIS 1 lagi. Untuk para prianya, ada yang gw kenal ada juga yang gak, dan yang gak gw kenal itu mayoritas, sisanya adalah dari kelas gw yang dulu (kelas X IIS 1) sehingga gw duduk sama temen kelas X yang ekskulnya paskib. Kami duduknya paling depan paling kanan. Jauh dari guru.
Daily Missions
Musyawarah Adalah Segalanya, Sosiologi Pelajarannya
"KAMPRETT!!, Ketua kelasnya kok gw si" Tanpa voting, tanpa ambil pusing, Ibu Wali Kelas beserta persetujuan teman teman sekalian memilih gw sebagai ketua kelas ini. XI IIS 3 yang diketuai oleh laki laki yang badannya paling kurus di kelas. F*ck.. bakalan jadi ketua apaan ntar gw, badan gak ada wibawanya sama sekali, tegas apa lagi ppfffttt .-. pasrah deh. Yah pun begitu harus gw terima lah apa adanya, wakilnya si 'itu' lagi pula .-. Bakalan denger sorakan para pemirsa nih ntar. cie ciee bacot.
Hari hari gw sebagai murid dengan embel embel ketua kelas (hmm sebenarnya si megang jabatan ini bukan sesuatu yang baru bagi gw, tapi supaya cerita ini lebih dramatis, gw lebay in jabatan gw ini hehehe) berjalan seperti biasa. Jalan gw juga biasa kok. Cuman ada tugas yang LEBIH BERAT apalagi disini jabatan gw sebagai penghubung antara anak anak abstrak dengan guru yang lebih abstrak pula.. Ahhhh hancurlah tulang tulang malang ku. Suruh ini lah, itu lah.
"Veg, ini roling dong ke depan",
"Jangan, ke belakang aja Veg".
"Vegg suruh Bu Wali buat ini itu dong" ,
"Vegg, gimana kalo kita beli ini !?"
"Tolong ya Vegga, ambilin absen Ibu / Bapak di" ,
"Vegg siapin buru ah elah"
Makanan sehari hari gw..
Seiring berjalannya waktu, gw semakin terbiasa dengan semua hal yang berkaitan dengan tanggung jawab dan kepemimpinan. Bagaimana tidak? Gw bertanggung jawab atas kelas dan salah satu ekskul serta pekerjaan rumah dan jemput adik. Satu dari empat hal diatas harus gw eksekusi, kalau gak, semua bakalan kecipratan dampak buruknya.
Dan tebak apa yang gw korbankan?? Yaps ekskul !! Ekskul Jurnalistik yang sangat berat buat menulis dan wawancara pihak yang berkaitan, dengan mudahnya gw meninggalkan tanggung jawab di ekskul tersebut. Apalagi gw menjabat sebagai ketua (lagi). Tuntas deh tuh tanggung jawab. Bukan cuma jabatan di ekskul juga, tapi jalannya ekskul itu sendiri yang sekarang tinggal nama (Yaps ekskul jurnalistik di sekolah gw sudah tidak ada karena sesuatu bukan karena gw seorang).
Selain pengorbanan ekskul diatas. Masih ada beberapa rintangan yang siap gw hadapi selama di kelas IIS 3 ini. Contohnya ketika gw terlambat, ya, terlambat hampir setiap minggu sekali. Kalau sudah begini si Wali kelas bakalan ngomel - ngomel ke gw "Kamu tuh sebagai ketua harus bisa mencontohkan yang baik" Prett.. contoh yang baik ke anak yang mayoritas susah dibilangin :/ Oh iya, ini wali kelas yang tiap kali berbicara selalu dikaitkan dengan pelajaran yang ia bawa (baca; sosiologi)
Kelasnya Anak 'Bandel'
Banyak banget murid yang bisa dibilang bandel di kelas ini, bagaimanapun juga gak bosen bosennya gw ngocehin mereka. Karena aku sayang mereka <3 Hiyy. Toh meskipun mereka bandelnya minta ampun, mereka adalah teman teman yang asyik dan solid. Bagi gw, kelas gw adalah yang terbaik dilihat dari segi ikatan pertemanannya. Tidak seperti kelas yang lama, di kelas ini gak ada tuh yang namanya genk-genk. Semua membaur tanpa ada ikatan genk. Yah meskipun ada salah satu yang jarang banget berbaur sih.
Ngatur mereka tuh lumayan susah bagi gw yang kurus gini. Ngeplak gak bisa, Nonjok gak bisa, apalagi Nampol. Yang ada malah dibales, ntar tulang gw copot semua :'( . Tapiii ada rasa puas tersendiri kalau mereka nurutin perkataan gw perlahan tapi pasti. Diantara peristiwa yang bikin gw merasa baper adalah ketika tidak ada guru dan kelas menjadi tanggung jawab gw sepenuhnya (tentunya dengan bantuan para bawahan) saking bapernya gw sampe nangis tersedu - sedu.
Kelas Tanpa Genk
Setelah bel istirahat berbunyi, ada sebagian teman yang membaur dengan temannya masing masing dari kelas lama. Tapi lama kelamaan mereka juga semakin membuat ikatan dengan kelas XI ini. Inilah yang menjadi ciri khas tersendiri bagi anak - anak IIS. Untuk kaum Adamnya sendiri, sebagian punya markas. Ketika istirahat ada yang berbaur dengan teman sepermainannya, basisnya ada di depan kelas tepatnya disebuah bangku panjang yang letaknya tepat berada di depan anak tangga.
Sedikit deskripsi, di bangku inilah bagaikan "markas"nya anak IIS kalo lagi istirahat atau freeclass serta menjadi tempat menyapa anak - anak dari kelas lain yang sedang lalu lalang. DAN menjadi 'gardu pandang' bagi si lokit untuk melihat apakah ada guru atau tidak. Jaid nih kalo ada guru mau naik si lokit tadi bakal ngasih tau kelas bahwa si guru sudah datang.
Unik kan? B aja
Kelas Paling Multikultural
Yea di kelas ini, semua murid berbeda - beda, ada yang mukanya jelek, ganteng, cantik bahkan yang campuran dari itu semua pun ada. Ada yang dari Jawa, Betawi, Sunda, Palembang, Ambon. Dari banyaknya spesies tersebut kita semua bisa menjaga kesolid-an. Selain itu, di kelas ini ada anak yang jago menulis, ada yang jago bernyanyi, loncat - loncat, ada yang jago olahraga. Beuh khusus untuk olahraga sendiri, kelas gw punya jargon anak futsal yang udah profesional, saking profesionalnya mereka terpaksa tidak diikutkan menjadi peserta Liberateur Cup. Di kelas ini ada pengguna iOS, Android, Blackberry bahkan Windows Phone pun ada. Benar - benar multikultural bukan?
Ada juga yang jago di beberapa bidang studi. Khususnya adalah sejarah dunia yang peminatnya hampir semua murid di kelas gw ini. Gw sendiri benar - benar geeky tentang sejarah dunia, apalagi yang berkaitan dengan isu politik yang marak terjadi saat ini.
Di kelas ini ada buanyaakkk banget cerita menarik yang ga bisa gw utarakan satu persatu. Hanya ada beberapa peristiwa penting yang sangat melekat di benak gw adalah tentang rotasi guru - guru. Rotasi atau perpindahan guru ini sangat berpengaruh dengan nilai teman teman juga gw. Ini guru ngomoginnya apaan sih, gak nyambung banget gw, 2 jam pelajaran ngomong mulu gitu gitu terus, ngambil nilai aja cuman sekali haduuuhhh, yang dibahas apalagi, selalu nyisipin berita infotainment -,- dan lucunya teman gw pada asyik ngorok dibelakang sambil si guru itu nyuruh untuk piket.
Selama Gw Di Kelas Ini Dan Dia ...
It's been such a horrible relationship at this point. Selama di kelas ini, rintangannya semakin menjadi jadi.. Gw berhasil menusuk hingga membuatnya mengucurkan 'darah'. Pertama kali seumur hidup ...
Coclusion
Well, guys terima kasih sudah menjadi bagian dari hidup gw selama ini. Meski agak lebay sampe seribet ini gw bikin tulisannya, tapi yang pasti ini untuk lu semua baca agar tidak lupa dengan masa - masa kita yang paling indah di SMA (sudah bisa dipastikan). Kelas ini mungkin akan menjadi kelas abadi yang gak akan terpisah di ingatan gw (setelah kejadian - kejadian khusus). Thanks for the one year of difficulties, duties, and struggles. Maaf banget gw ga bisa menghadiri acara jalan - jalan ke Lembang karena ada sesuatu. Menyesal ? Tentu saja, siapa yang tidak mau menghabiskan waktu bersama jalan - jalan untuk yang terakhir kalinya ?
Comments
Post a Comment